Wednesday, November 7, 2012

Mencari: Jiwa yang Retak

Photo credit to strugglesofadolescents.blogspot.com



IBARAT SEBUAH PIRING
yang terjatuh dari ketinggian satu meter. Prrraaang... Itulah aku sekarang. Pecah!


Jarak jatuhnya tidak terlalu tinggi, memang, tapi aku terlanjur pecah. Entah terbagi jadi berapa, yang jelas saat ini aku lebih dari satu.

Butuh waktu cukup panjang untuk mengembalikannya utuh. Sayangnya, aku bukan piring sungguhan yang bisa ditempel oleh lem khusus, ataupun diganti baru. Aku harap bisa menyatukan kembali jiwa yang pecah itu, dan aku butuh kalian.

Apakah kalian tahu bagaimana rasanya terbagi dalam beberapa jiwa? Ini lebih dari sekedar melayang! Ini lebih menyakitkan dibandingkan diterpa ombak! Ini sungguh bikin sakit kepala! 

Cobalah kalian intip, di sini sungguh sepi.

Sepi yang membuatku lupa akan rasa legit buah mangga. Aku lupa gurihnya telur mata sapi buatan ibu. Aku bahkan tak bisa lagi merasakan kekesalan ketika melihat orang yang setiap hari menghabiskan waktu di warung internet untuk main game online.

Kuharap kalian bisa mencari retakan jiwaku, membawanya kepadaku, dan meletakannya di tempat yang benar. Agar aku menjadi seorang berjiwa tunggal.