Thursday, October 18, 2012

Mencari: Kita Berjumpa, Tapi Sadarku Masih Dititip



AKHIRNYA KITA BERJUMPA
lagi, kawan. Apa kabarmu? Maaf, aku sama sekali tak menyapamu. Aku hanya bisa tersenyum dan terdiam menatapi bumi. Aku terlalu pemalu untuk menatap langit.

Jangan kau pandangi aku seperti itu. Aku masih temanmu, namun harus kuakui, agak sulit bagiku untuk mengingat masa lalu. 
Dan ternyata aku sangat lelah mengingat masa lalu. Padahal aku ingin mengajakmu birbincang, sekedar membicarakan rock and roll, ataupun dunia film yang sudah lama tak kuikuti.

Aku rentah. Mengangkat sepotong makanan saja terasa berat. Mengunyah makanan pun aku lambat.

Dalam benakmu pasti penuh pertanyaan, apa yang sedang aku rasakan?


Di lubuk hati yang terdalam sebenarnya aku sedang berusaha mengembalikan sang sadar, melawan sang tenang. Tapi kenapa mereka tidak kembali dengan cepat? Padahal dia adalah hak dasar yang seharusnya jadi milikku selamanya.

Kesal sendiri, aku hanya bisa menggelengkan kepala, mengernyitkan dahi, sampai akhirnya memukul pahaku sendiri sebagai tanda kesal.

Ugghhhh... Ternyata aku belum cukup kuat melawan sang tenang.

Aku lupa menitipkan sadar di mana. Jika ia sudah kembali, aku berjanji tak akan menitipkannya lagi, bahkan ke saudara kandungku sekalipun. Karena hanya dialah yang menyadarkanku tentang aktivitas sehari-hati, mulai dari makan, buang air, sampai menikmati hobiku.

Sekian dulu perjumpaan kita. Maaf jika aku tak memberi salam perpisahan.

No comments:

Post a Comment